Barisan Kaum Tertipu Bag. II

Oleh: Angin Sorga

Mengherankan

Orang yang memperdalam ilmu Shalat dan mengetahui rukun juga pembatalnya.

Orang yang memperdalam hikmah syariat puasa, mempelajari rukun dan pembatalnya.
Orang yang bergairah tinggi mendakwahkan zakat, syarat wajibnya dan ancaman bagi yang meninggalkannya.
Orang yang hobby belajar manasik hingga tak satu koma dan titik terlewat olehnya dalam fiqih haji.
Namun tak sedetikpun terlintas mempelajari dasar yang amalan-amalan Agung diatas terbangun diatasnya dan bergantung padanya, yaitu Syahadat.
Jika shalat adalah tiang agama, maka syahadat adalah pondasi terdasar agama.
Mungkinkah tiang-tiang itu berdiri kokoh tanpa pondasi? Mustahil!
Jika shalat, puasa, zakat, haji memiliki syarat dan rukun yang harus terpenuhi, maka syahadatpun demikian sehingga bisa diterima dan menjadi faktor utama penentu diterima dan tertolaknya amalan lainnya.
Jika shalat memiliki pembatal maka demikian pun syahadat wahai saudara.
Jika suatu amalan batal, maka yang rusak dan tertolak hanya amalan itu saja, namun jika syahadat batal maka seluruh amalan, baik amalan jasmani, ruhani maupun lisani takkan diterima, karena batalnya syahadat adalah batalnya Islam, dan batalnya Islam adalah batalnya iman.
Memang saat seseorang mempelajari seluk beluk syahadat dari syarat, kewajiban dan konsekwensinya maka ia takkan semudah dan semulus saat mempelajari rukun Islam lainnya.

Saat orang konsen meluruskan syahadat tak seringan saat ia memerangi riba, bid’ah, syirik dan tahayaul.
Kenapa? Karena disaat seseorang konsen dakwah seputar Syahadatain maka ia berarti telah juga dan harus memerangi bid’ah, riba, syirik dan khurafat serta tetek-bengek yang berbau kebatilan.

Karena syumuliyah syahadat sangatlah luas, ia bisa masuk ke segela ruang dalam agama Islam. Bahkan bisa masuk ke ruang yang paling private sekalipun, antara ikatan suami istri, orang tua dan anak, sesama saudara sekandung dan seterusnya.

Allahu Akbar…… Bersyukurlah para pembaca yang bisa menangkap pesan terdalam dan terpokok dari tulisan ini.
Karena tak semua bisa menangkap isyarat itu.

“Syahadat ya syahadat yang di ucapkan oleh lisan dan menjadi legalitas ke Islaman seseorang, baik dia faham atau tidak, batal atau tidak tak pernah dipedulikan.”

Itu pandangan mayoritas umat Islam. Saat terbuai oleh dakwah sesat yang membangun persepsi “Pokoknya Syahadat ya Muslim, masuk surga”.

Yuuuk….. Jaga syahadat kita, pelajarilah dia, jangan sampai ada seorangpun dari kita yang gagap ilmu syahadat. Bise bahaye!

Tinggalkan komentar